DKP Minut Ingin Mesin Pengolah Pakan Ternak Cepat Terealisasi

MINUT, sulutexpress.com – Pakan ikan yang mahal dan pemasaran merupakan dua masalah pembudidayaan ikan air tawar di Kabupaten Minahasa Utara (Minut).

Hal ini membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minut melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Minut, berharap kepada DPRD dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut untuk segera merealisasikan Mesin Pengolah Pakan Ternak.

Selain itu juga ada usulan yang diperjuangkan oleh Bupati Minut DR (HC) Vonnie Anneke Panambunan STh (VAP), kepada Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Edhie Prabowo, saat mengunjungi Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) di Desa Tatelu, ahad pekan lalu.

Usulan Bupati VAP ini terkait Bantuan Mesin Motor Tempel bagi Nelayan dan bantuan Pakan ikan, dimana DKP Minut sedang menyiapkan proposal tersebut.

Bupati VAP juga menuturkan semua usulan tersebut dilakukan untuk kesejahteraan Nelayan dan pembudidaya ikan.

Seperti disampaikan Kepala DKP Kabupaten Minut, Jan Sinaulan, Kamis (27/2/2020), kepada Wartawan di ruang kerjanya.

“Kedepan juga, DKP Minut akan upayakan lewat aspirasi ke Anggota Dewan dan Pemprov Sulut agar dapat membantu kita dalam merealisasikan Mesin Pengolah Pakan Ternak. Sebab kita ada bahan bakunya, makanya nanti kalau alat itu terealisasi pakan ternak ini bisa kita olah sendiri, apalagi dalam proses pakan ternak itu kan tinggal dicampur saja, tergantung kalau alat tersebut sudah ada,” harap Kadis DKP Jan Sinaulan.

“Padahal alat tersebut tidak terlalu mahal, satu alatnya sekira Rp15 juta, terutama alat ini juga bermanfaat dan membantu untuk kelompok,” tambahnya sembari mengungkap DKP Minut selalu mengusulkan hal tersebut ke Dewan tapi aspirasinya selalu kandas di Pembahasan,

Selain itu, lanjutnya, DKP Minut sekarang bekerja sama dengan Balai Benih Kementerian Pusat di Tatelu dalam hal pengadaan atau penyediaan benih ikan air tawar.

“Mereka akan siap membantu khususnya di Minut, apalagi disini memang terbatas dan kurang bergerak di APBD. Tapi kita juga tetap membantu karena Nelayan ini orang Minut, namun untuk Program-Program memang banyak dari Pusat ke Provinsi,” akunya.

Diungkapkannya, DKP Minut tidak terlalu banyak memberikan bantuan benih ikan tersebut.

“Justru banyak kita ajukan proposal bantuan ke Balai Benih Kementerian Pusat di Tatelu untuk mereka bantu, sehingga kita merehab kolamnya, tapi itu rata-rata melalui aspirasi di Dewan,” kata Mantan Kadis Pertanian Minut ini.

“Untuk bantuan benih ikan banyak terdapat di wilayah Tatelu dan Talawaan kemudian diikuti oleh Airmadidi dan Kauditan, tapi paling besar bearada di dua Kecamatan yaitu Dimembe dan Talawaan, disitu ada begitu banyak kelompok pembudidayaan ikan,” sambungnya.

Dirinya pun mengimbau kepada pembudidaya ikan ini tetap berkoordinasi dengan Penyuluh yang ada, disamping itu DKP Minut tetap memantau tugas Penyuluh tersebut.

“Supaya kalau ada kendala dalam pembudidayaan bisa diselesaikan, artinya Dewan Penyuluh ini kalau sampai ada masalah, mereka akan mencari jalan keluarnya, tapi kalau tidak itu akan terangkat ke atas, bahkan kita bisa cari solusi kalau ada masalah, artinya pembudidayaan dilakukan secara fungsional bukan hanya pelihara asal pelihara ikan, apalagi hanya pelihara tapi ikannya tidak besar, itu kan bisa rugi,” tukasnya.

“Namun saya katakan lagi bahwa permasalahan di budidaya ikan ini adalah pakan yang mahal dan pemasarannya. karena pemasaran disini bisa dikatakan melimpah. Inilah yang sementara kita upayakan, apalagi Pak Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengatakan akan melakukan kerjasama untuk memasarkannya ke luar,” tutupnya. (Egen)

 474 total views,  1 views today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *