Curahan Hati Karyawan Toko Tita, Ini Tanggapan Pemerintah

KOTAMOBAGU – Puluhan Karyawan Toko Tita mengaku sangat merasakan dampak pencabutan izin usaha tempat mereka bekerja. Seperti dikatakan Ina, warga Kotamobagu, salah satu kasir Toko penyedia sembako tersebut, Senin 1 Juni 2020.

“Masalah biaya hidup kebutuhan sehari-hari. Apalagi keterbatasan di tengah pamdemi corona ini. Kami selaku karyawan berharap agar cepat ada solusinya,” harapnya.

Senada dikatakan Wandra, yang mengaku sudah lama bekerja untuk membantu orang tuanya.

“Sudah hampir sepuluh hari ini saya nganggur. Walaupun Ko’ dan Ci’ begitu baik kepada kami, tapi tidak mungkin dengan waktu yang lama menerima upah tanpa bekerja,” katanya.

Lainhalnya dengan Meris, salah satu karyawan kepercayaan yang mengurus administrasi. Wanita yang juga tinggal di Kotamobagu ini mengatakan banyak hal yang positif dia lakukan untuk keluarga selama bekerja di Toko Tita.

“Ko dan Ci itu sudah seperti orang tua. Keduanya sangat ramah dan pengertian. Mengingatkan kami apabila sudah jam istirahat dan senantiasa memberikan kebijakan berupa bonus hampir setiap saat. Namun, sudah menjelang sepuluh hari, kami tidak bisa berbuat apa-apa. Kami juga tidak berani selalu terkesan menjadi beban Ko dan Ci, sementara Toko tidak beroperasi. Kami mohon pemerintah dapat memberikan solusi untuk Toko Tita, demi kami karyawan yang menggantungkan hidupnya di sana,” ucapnya.

Diketahui, Pemerintah Kota Kotamobagu (Pemkot KK) melalui Dinas PMPTSP resmi mengeluarkan pencabutan izin usaha dan penutupan sementara Toko Tita pada 24 Mei beberapa waktu lalu. Alasan Pemkot, ada beberapa teguran yang diduga tidak diindahkan pihak Toko Tita.

“Kami melakukan kajian bersama instansi terkait berdasarkan surat permohonan peninjauan kembali, yang kami terima beberapa waktu lalu. Selaku pemerintah kami tentu bersikap adil berdasarkan aturan yang ada. Dan Toko Tita juga mempunyai hak untuk menjalankan usahanya, begitu juga pelaku usaha yang lainnya,” jelas Kepala DPMPTSP KK, Noval C Manoppo SE ME,

Sementara itu, hasil pantauan media setiap hari selama Toko Tita ditutup, sunyi senyap tidak ada aktivitas penjualan. Hanya beberapa karyawan terlihat menata rapi bahan yang di luar dan disimpan di dalam toko. Mesin kasir pun dibungkus dan diikat menggunakan kantong plastik. Dan karyawan lain, duduk merenung dengan tatapan kosong.

(Dex)

 2,889 total views,  2 views today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *