RSUD Walanda Ajukan Penambahan Nakes, Kaban Watupongoh : Perlu Dikaji Dulu

MINUT, sulutexpress.com – Badan Kepegawaian Pendidikan serta Pelatihan (BKPP) Kabupaten Minahasa Utara (Minut), mengkaji pengajuan penambahan tenaga kesehatan (nakes) oleh RSUD Maria Walanda Maramis, Airmadidi, Minut.

Diakui Kepala BKPP Kabupaten Minut, Styvi Sem Watupongoh, nakes dalam hal ini perawat di wilayah Kabupaten Minut secara keseluruhan memang kurang.

“Jadi untuk Rumah Sakit (RS) kita sudah berikan bantuan berupa tenaga perawat yang diambil dari Puskesmas di Kecamatan, tapi karena situasi dan kondisi yang terjadi di RS saat ini dimana perawat mungkin ada yang tertular dan terpapar Coronavirus Disease (Covid-19) dan mungkin juga mereka sebagian itu diisolasi sehingga tidak bisa melaksanakan tugas,” kata Kaban Watupongoh, kepada Wartawan Sulutexpress.com di ruang kerjanya, belum lama.

Kepala BKPP Kabupaten Minut Styvi Sem Watupongoh

Sehubungan penambahan nakes yang diajukan, kata dia, pihaknya dalam kajian bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Minut dan sementara mengumpulkan data Puskesmas untuk melihat nakes ini berkelebihan atau tidak.

“Apalagi sebagian perawat sudah ditarik dari Puskesmas sehingga tidak mungkin kita tarik semuanya, Puskesmas juga kan membutuhkan mereka karena harus melayani pasien terpapar covid di lapangan, bahkan ada beberapa Puskesmas di Kecamatan yang menerima pasien rawat inap, makanya kita perlu kaji dulu apakah perawat Puskesmas ini berkelebihan atau tidak,” tukas Watupongoh.

“Dan kita sementara mengumpulkan data-data dari Kepala Puskesmas, kita minta kajian dan melihat apakah mereka berkelebihan nakes atau tidak, kalau berkelebihan pastinya kita akan meminta mana yang diperbantukan untuk RS, tapi kalau sebaliknya pihak Puskesmas kekurangan nakes kita juga tidak bisa memaksakan itu, artinya kita mau membantu pihak RS tapi Puskesmas juga kan pelayanan terdepan dan itu tidak bisa diabaikan, apalagi rujukan pertama pasien itu dari Puskesmas baru ke RS sehingga mereka juga membutuhkan nakes ini, jika berkurangnya perawat di Puskesmas maka bisa saja berdampak pada lemahnya pelayanan kesehatan dan masyarakat bisa mengamuk,” sambungnya.

Terkait dengan kekurangan nakes ini, pihaknya telah mengajukan penambahan lewat seleksi CPNS sesuai analisis jabatan (anjab) dan analisis beban kerja (ABK).

“Jatah yang disetujui Pusat memang terbatas, tahun ini kita meminta formasi untuk Dokter-Dokter ahli dan itu ada sekira 25 orang, namun sampai pada hari penutupan pendaftaran CPNS tidak ada yang mendaftar sehingga mubazir, jadi tidak ada peminat, tahun ini kita tetap meminta dan akan mengusulkan itu,” ujarnya.

(Egen)

 435 total views,  1 views today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *