Merasa Dijebak, 3 Dosen Fatek Elektro Tak Tahu Adanya Agenda “Terselubung”

Manado, sulutexpress.com, Rabu (04/06/2025) – Satu per satu peserta aksi demo di halaman Rektorat Unsrat, pada 20 Mei silam mulai ketar ketir.Mereka tidak hanya dihantui rasa bersalah, tapi juga merasa terjebak oleh aktor demo yang ternyata ikut membawa agenda terselubung alias tersembunyi.

Dua tuntutan yang disuarakan saat pelaksanaan aksi, yakni kenaikan UKT dan turunkan Rektor Unsrat, ternyata tidak masuk dalam agenda.

Seperti diungkapkan tiga dosen muda dari Jurusan Teknik Elektro, Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT), yaitu Victor Tarigan, S.Kom., M.Kom., Rendy Syahputra, S.Kom., M.Kom., dan Ir. Pujo Hari Saputro, S.Kom., M.T., saat menyampaikan klarifikasinya di depan Rektor Unsrat Prof. Dr. Ir. Oktovian Berty Alexander Sompie, M.Eng., IPU., ASEAN.Eng, Rabu (4/6/2025).

Sepengetahuan mereka, aksi yang dilakukan pada 20 Mei lalu adalah lanjutan dari penyampaian aspirasi sebelumnya yang dilakukan pada 24 Januari 2025 di Aula Rektorat Unsrat.

Saat itu, aspirasi yang disampaikan hanyalah terkait Peningkatan Tunjangan Kinerja (Tukin) dan Remunerasi dosen.

Hingga kemudian pada 20 Mei 2025, mereka mendapati informasi akan adanya aksi susulan dengan membawa aspirasi yang pernah disampaikan sebelumnya dalam forum akademik yang memperjuangkan kesejahteraan dosen. Aspirasi itu diantaranya Peningkatan Tunjangan Kinerja dan Remunerasi.

Mereka tidak menyangka kalau aksi tersebut membawa tuntutan tambahan yang tidak pernah didiskusikan bersama, yaitu penolakan terhadap kenaikan UKT dan desakan untuk menurunkan Rektor UNSRAT.

“Kami tidak mengetahui bahwa aksi tersebut akan membawa isu-isu lain di luar yang telah disampaikan sebelumnya. Fokus kami hanya pada isu tukin dan remunerasi dosen. Terkait tuntutan soal UKT dan permintaan penurunan rektor, kami bertiga tidak mengetahuinya,” aku mereka kompak.

Karenanya, sebagai bentuk tanggung jawab moral dan profesional, ketiganya segera mendiskusikannya dengan Ketua Jurusan Teknik Elektro, sekaligus menyampaikan keinginan untuk menyampaikan permohonan maaf atas kesalahpahaman yang terjadi.

Dari situ, ketiga dosen muda ini menemui Wakil Rektor II Bidang Umum dan Keuangan, Dr. Ir. Royke Montolalu, S.Pi., S.C., dalam rangka menyampaikan klarifikasi secara resmi, sekaligus meminta izin bertemu rektor.

Atas rekomendasi Warek II, Permohonan mereka akhirnya terwujud.Ketiganya diterima Rektor UnsratProf. Dr. Ir. Oktovian Berty Alexander Sompie, M.Eng., IPU., ASEAN.Eng. pada Rabu (4/6/2025) di ruang kerjanya.

Dalam pertemuan itu, ketiga dosen muda ini menyampaikan permohonan maaf dan menjelaskan duduk perkara secara langsung.

Sebagai pimpinan tertinggi di Unsrat, Rektor menerima permohonan maaf mereka dengan baik dan bijak, serta memberikan nasehat kepada ketiganya.

Rektor Unsrat Prof. Dr. Ir. Oktovian Berty Alexander Sompie, M.Eng., IPU., ASEAN.Eng mengingatkan agar lebih selektif dalam menerima informasi dan lebih berhati-hati terhadap ajakan dari pihak manapun.

Rektor juga memberikan motivasi agar para dosen muda lebih fokus dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam meningkatkan produktivitas publikasi ilmiah.

Selain itu, Rektor Sompie ikut memotivasi mereka untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, terutama di luar negeri dengan memberikan surat rekomendasi bila nanti dibutuhkan.

Dorongan dan motivasi oleh rektor tersebut merupakan bagian dari upaya pengembangan kapasitas dosen muda di lingkungan Universitas Sam Ratulangi Manado ke depan.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, klarifikasi dan permohonan maaf yang disampaikan para dosen yang melakukan aksi demo 20 Mei lalu, terjadi secara bergelombang sejak Selasa (3/6/2025) dua hari lalu dan Rabu (4/6) kemarin. (***)

 463 total views,  1 views today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *