Isu Sesat Terpa Tim Rajawali

Manado, sulutexpress.com – Kendati situasi dunia masih dalam keadaan mencekam imbas pandemi covid 19 yang terus mengancam jiwa manusia, namun tensi politik dalam menghadapi Pilkada 2020 di seantero negeri, makin memanas.

Gontok-gontokan para pasangan calon (paslon) yang diusung berbagai partai politik (parpol) mulai tak terhindarkan.

Di Sulawesi Utara (Sulut) terlebih khusus di Kota Manado, nuansa politis terus terasa mulai dari tingkatan atas sampai ke arus bawah. Selain parpol, mulai terbentuk juga sejumlah tim tim pendukung masing masing paslon.

Pelak saja, baliho – baliho para pendukung yang mengatasnamakan tim makin bertebaran di seluruh ruas jalan raya kota Manado.

Bahkan jalan – jalan dalam kelurahan pun kini dihiasi baliho dengan wajah para paslon.

Fenomena aksi menarik simpati ini, menjadi tren di tengah masyarakat.

Tapi namanya sebuah kelompok, pasti tak pernah lepas dari aroma perpecahan.

Tim Rajawali saat mengawal GSVL-MOR (foto: dok)

Terendus kisah di mana salah satu tim pendukung paslon, yakni Tim Rajawali, mulai digerogoti oleh sejumlah oknum.

Tim Rajawali besutan Maikel Towoliu SH (MiTo) yang pernah turut mengantar pasangan GS Vicky Lumentut (GSVL) dan Mor D Bastian (MDB) menjadi Waikota dan Wakil Walikota Manado 2016-2021 itu, terkesan terus diincar lawan.

“Entah ada apa, tim Rajawali diisukan yang tidak tidak. Mungkin tim ini terlalu kuat disamping GSVL, sebab tim ini hingga kini masih mengawal kepemimpinan GSVL. Tapi dari kasus yang beredar, tim ini mulai digerogoti oleh lingkaran dalam GSVL sendiri,” cerita salah seorang anggota tim kepada awak media.

Bahkan, kuat dugaan beberapa anggota tim Rajawali yang kini berada di dalam tubuh Pemkot Manado, mulai digeser – geser. Imbasnya, kekecewaan anggota tim Rajawali termasuk para petingginya mulai terasa.

Tommy Sumelung, PLH ketua tim Rajawali, ketika dimintai tanggapan tak menampik berkembangnya kabar tersebut.

Tomsu sapaan akrabnya menduga ada sekelompok orang hanya dalam kepentingan tertentu sementara memainkan kondisi ini.

“Kami menduga ada sekelompok orang yang ingin menyingkirkan kami, apalagi kami memang jarang bertemu dengan GSVL kecuali ada hal yang mendesak,” tegasnya.

Dikatakan, tim Rajawali mencurigai justru ada indikasi melemahkan kekuatan GSVL dalam rangka memenangkan paslon Paula Runtuwene dan Harley Mangindaan (PAHAM).

Betapa tidak, disaat pilwako makin dekat, harusnya saling merangkul bukan malah menjatuhkan.

“Kami RAJAWALI sangat menyesali gerakan kelompok ini, jelas sangat merugikan kepentingan pak GSVL ke depan dan secara otomatis berdampak pada pilwako nanti. Pekan depan kami akan melakukan konsolidasi, untuk menentukan arah politik di pilwako manado,” ucapnya.


Hal senada disampaikan wakil ketua tim Rajawali, Stenly Towoliu. Secara blak blakan aktivis anti korupsi ini menyatakan rasa kekecewaan yang mendalam.

“Tim Rajawali tidak pernah mengganggu orang, kalo membantu banyak. Herannya isu sesat terus dihembuskan kepada tim bahkan kepada saya sendiri,” urainya.

Faktanya, beberapa minggu lalu, terbersit kabar bahwa wakil ketua tim ini telah membagikan beras salah satu paslon ke tengah warga.

“Ini benar benar fitnah. Isu sesat yang dimainkan orang dalam yang sering ikut dengan GSVL yang tujuannya jelas ingin menyingkirkan kami,” geramnya.

Dikatakan, sepertinya ada segelintir orang yang hingga kini ingin menyingkirkan tim Rajawali.

“Mereka mau menyingkirkan kami, ada beberapa teman kami yang jadi korban. Dan kami merasa setingan kelompok ini telah berhasil membangkitkan emosi dan berhasil menjauhkan kami dari sang tuan, yakni GSVL,” geramnya.

Untuk itu, Towoliu menegaskan, dalam waktu dekat akan melakukan konsolidasi ke bawah, untuk segera menentukan arah politik tim Rajawali.

“Kesetiaan kami telah teruji, dan GSVL paling paham itu. Tapi, hampir selalu kami diisukan hal yang sesat. Awalnya kami tidak terpengaruh, tapi mulai ada beberapa kawan kami dikorbankan. Kami terkesan terus didesak untuk menjadi pengkhianat,” tuturnya.

Lebih lanjut dikatakan, tim ini terus diisukan telah berpaling dari komitmen awal akan mengawal kepemimpinan GSVL hingga akhir jabatan.

“Ini seperti dorongan terhadap kami untuk melakukan apa yang sebenarnya tidak kami lakukan. Namun jika itu jadi keinginan dari segelintir orang, saya selaku pengurus tim rajawali akan mengambil sikap tegas.

Kami terkesan mau dibuang. Jadi terserah apakah kawan akan menjadi lawan dan akan berhadapan dengan kami di pilwako nanti, kami akan buktikan bagaimana cara mengawal dan bertindak,” tandasnya seraya mengaku sangat kecewa dengan kondisi yang terjadi saat ini. (Ver/*)

 1,410 total views,  1 views today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *